Seniman hingga sejumlah Figur Publik yang Di ini dikenal harmonis Didalam pasangan, belakangan memilih mengakhiri pernikahan Di usia senja. Teranyar, Atalia Praratya menggugat cerai Ridwan Kamil Setelahnya puluhan tahun membina Tempattinggal tangga. Sidang perdana gugatan tersebut dijadwalkan digelar Rabu (17/12/2025).
“Betul, informasinya memang demikian,” ujar Panitera Lembaga Proses Hukum Agama Bandung, Dede Supriadi, Di dikonfirmasi detikJabar, Senin (15/12/2025).
Dede belum memerinci isi gugatan perceraian tersebut. Ia hanya memastikan proses persidangan Akansegera dimulai pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar perceraian ini memunculkan pertanyaan publik: mengapa pasangan yang telah puluhan tahun bersama memilih berpisah justru Di usia lanjut? Kejadian Luar Biasa tersebut dikenal Didalam istilah gray divorce.
Gray Divorce: Perceraian Di Usia 50 Tahun Di Atas
Gray divorce merujuk Di perceraian yang terjadi Di pasangan berusia 50 tahun Di atas, umumnya Setelahnya menjalani pernikahan panjang Di 20 hingga 40 tahun. Ibarat bom waktu, konflik yang lama terpendam akhirnya meledak Di fase kehidupan yang seharusnya lebih Tenteram.
Kejadian Luar Biasa ini bukan hal Mutakhir secara Internasional. Di Bangsa-Bangsa maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan sejumlah Bangsa Eropa, gray divorce Menunjukkan Gaya peningkatan signifikan. Di 34 persen perceraian terjadi Di pasangan yang telah menikah lebih Didalam 30 tahun, dan 12 persen Di pernikahan Di atas 40 tahun.
Di Amerika Serikat, angka gray divorce Menimbulkan Kekhawatiran dua kali lipat Ditengah 1990 hingga 2010. Jepang mengenalnya Didalam istilah jukunen rikon, Sambil Di Korea Selatan disebut hwanghon ihon, keduanya merujuk Di perceraian Setelahnya 20 tahun pernikahan atau lebih.
Gaya Mulai Terlihat Di Indonesia
Di Indonesia, perceraian memang lebih umum terjadi Di usia muda. Akan Tetapi data Menunjukkan perceraian usia lanjut mulai Menimbulkan Kekhawatiran.
Berdasarkan data Ditjen Bimbingan Komunitas Islam Kementerian Agama, sepanjang periode 2020 hingga 2024, angka cerai tertinggi justru berasal Didalam laki-laki usia 52 tahun Di atas, Didalam total mencapai Di 202.333 orang. Di perempuan, meski bukan kelompok tertinggi, angka perceraian usia 50 tahun Di atas juga tergolong signifikan.
Direktur Pelayanan Keadaan Kelompok Rentan Kementerian Keadaan RI, dr Imran Pambudi, MPHM, turut menyoroti Gaya ini. Menurutnya, keputusan gray divorce kerap berkaitan Didalam konflik lama yang menumpuk Setelahnya dipendam bertahun-tahun.
“Gray divorce itu seperti bom waktu. Masalahnya sudah ada Sebelum lama, tetapi Mutakhir ‘meledak’ ketika seseorang memasuki fase refleksi hidup, anak-anak sudah mandiri, atau ketika pasangan Berusaha Mengatasi perubahan besar seperti pensiun atau penurunan Keadaan,” beber dr Imran Di dihubungi detikcom Selasa (16/12/2025).
Ia menjelaskan Di fase usia lanjut, pasangan cenderung melakukan evaluasi mendalam Di Standar hidup dan relasi. Pertanyaan seperti ‘Apakah saya ingin menjalani sisa hidup seperti ini?’ kerap muncul dan menjadi pemicu keputusan besar.
Mengutip berbagai studi, dr Imran menekankan gray divorce sering terjadi Setelahnya anak-anak dewasa dan keluar Didalam Tempattinggal (empty nest), Didalam usia pernikahan panjang Ditengah 20 hingga 40 tahun. Menariknya, Kejadian Luar Biasa ini juga kerap diprakarsai Didalam perempuan, temuan yang konsisten Di berbagai Bangsa, termasuk Kajian yang dilakukan Di Indonesia.
Alasan yang melatarbelakangi pun beragam, mulai Didalam pasangan yang tumbuh Di arah berbeda (growing apart), kebutuhan emosional yang tak lagi terpenuhi, konflik lama yang tak pernah benar-benar selesai, hingga perubahan nilai hidup, spiritualitas, dan Kebugaran Keadaan yang justru memperkuat konflik yang sudah ada.
Menurut dr Imran, tidak semua pernikahan usia panjang yang Merasakan krisis harus berujung perceraian. Dukungan Didalam lingkungan Di masih memegang peran penting.
“Keluarga dan orang terdekat perlu hadir secara empatik, bukan menghakimi. Pendekatan konseling, baik individual maupun pasangan, tetap relevan Justru Di usia lanjut. Tujuannya bukan hanya mempertahankan pernikahan, tetapi membantu pasangan memahami diri dan relasinya secara lebih sehat,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan life review atau pemaknaan ulang perjalanan hidup, baik sebagai individu maupun sebagai pasangan. Samping Itu, Dukungan sosial yang konsisten dan terbuka dapat membantu menyembuhkan luka relasi yang telah menahun.
“Baik bertahan maupun berpisah, pasangan perlu dibantu Sebagai memahami realitas kehidupan Di Di, termasuk kesiapan mental, sosial, dan Perbankan. Gray divorce bukan hanya soal hubungan suami istri, tetapi juga berdampak Di Keadaan mental, relasi keluarga besar, dan Standar hidup Di usia lanjut,” kata dr Imran.
Halaman 2 Didalam 2
Simak Video “Video Lapor Di Prabowo, Menkes Bakal Kirim 600 Ahli Kebugaran Di Bencana Sumatera“
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kejadian Luar Biasa Gray Divorce Menguat, Nikah Puluhan Tahun Berakhir Di Usia Senja











