Jakarta –
Pemerintah Thailand Ditengah Merencanakan pencabutan aturan larangan penjualan alkohol Ke sore hari. Wakil Perdana Pejabat Tingginegara Sophon Zarum menyebut langkah itu diambil Setelahnya muncul Penilaian Di pelaku usaha maupun Kelompok.
Sophon menjelaskan bahwa Asosiasi Keputusan Alkohol Nasional dijadwalkan segera Melakukan Diskusi Untuk Menyoroti aturan tersebut. Dia menyebut persoalan itu sebagai Topik mendesak, apalagi Tim Pejabat Tingginegara telah mengakui adanya potensi dampak Pada sektor Usaha dan Perjalanan Di Luarnegeri.
Menurut dia, beberapa Syarat Di Undang-Undang Pengawasan Minuman Beralkohol hasil amandemen Dikatakan tidak lagi relevan dan sulit diterapkan, Agar perlu dicabut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aturan yang sudah ketinggalan zaman ini bertentangan Didalam kenyataan sehari-hari dan menimbulkan masalah penegakan hukum. Kami sepakat perlunya perubahan dan larangan tersebut harus dicabut,” ujarnya dilansir Bangkok Post, Kamis (14/11/2025).
Sophon menilai pelonggaran aturan Akansegera membantu sektor usaha sekaligus Memberi dorongan Untuk industri Perjalanan Di Luarnegeri.
“Kita Akansegera Menyambut kabar baik Di pertemuan ini. Pelonggaran aturan Akansegera menenangkan pelaku Usaha dan Mendorong Perjalanan Di Luarnegeri, Agar membantu Meningkatkan perekonomian lokal,” kata Sophon.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa pembatasan penjualan atau konsumsi alkohol Ke sore hari Ke Didekat sekolah dan kuil tetap harus diberlakukan. Tetapi, Ke kawasan Usaha, penjualan dinilai layak dibuka kembali.
Aturantertulis Pengendalian Minuman Beralkohol hasil revisi yang berlaku Dari 8 November sebenarnya telah menghapus dekrit era kudeta tahun 1972, yang dulu melarang penjualan alkohol Ke pukul 14.00-17.00. Tetapi, aturan serupa Di peraturan Kantor Perdana Pejabat Tingginegara tahun 2008 masih berlaku, Agar jam larangan tetap sama dan menimbulkan kebingungan.
Aturantertulis Mutakhir tersebut juga memindahkan tanggung jawab Pelanggar Di pemilik usaha kepada individu. Seseorang dapat dikenai denda hingga 10.000 baht atau Di Rp 5 juta jika kedapatan minum atau disuguhi alkohol Ke waktu atau tempat terlarang.
Pelaku Usaha Sampaikan Petisi
Ke sisi lain, sejumlah asosiasi Usaha restoran dan Kehidupan Malam mengajukan petisi kepada Perdana Pejabat Tingginegara Anutin Charnvirakul. Mereka meminta aturan Mutakhir tersebut ditinjau ulang.
Mereka menilai larangan penjualan alkohol Di dekade terakhir Ke pukul 14.00-17.00 itu sudah tidak sesuai Didalam perkembangan Perjalanan Di Luarnegeri dan pola konsumsi Kelompok Thailand.
Ri Restaurant Business Club, Sorathep Rojpotjanaruch, menyoroti larangan Mutakhir yang membuat pelanggan tidak boleh tetap duduk dan menghabiskan minuman Setelahnya jam penjualan berakhir, Walaupun minuman sudah dipesan Sebelumnya.
Kelompok tersebut juga meminta pemerintah menghapus aturan zonasi dan mengizinkan pelanggan tetap duduk Setelahnya jam penjualan resmi berakhir Ke malam hari, yakni pukul 17.00-00.00 waktu Ke sana.
Sorathep menegaskan aturan itu berdampak luas. Dia bilang aturan tersebut tidak hanya berdampak kepada bar atau tempat Kehidupan Malam, tetapi juga restoran dan sektor Perjalanan Di Luarnegeri. Malahan, kata dia, pemandu wisata ikut merasa khawatir.
Ia mencontohkan wisatawan yang ingin menikmati bir Ke siang hari yang panas bisa saja tanpa sengaja melanggar aturan dan hal itu dapat menyeret restoran maupun pemandu wisata Di masalah hukum.
“Situasi ini telah menciptakan kekosongan,” ujarnya.
“Kami memahami pertimbangan Kesejajaran Ke balik undang-undang ini, tetapi pemerintah juga perlu Merencanakan dampaknya Pada perekonomian dan industri Perjalanan Di Luarnegeri,” Sorathep menambahkan.
(upd/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Thailand Didesak Cabut Larangan Jual Alkohol Sore Hari











