Jakarta –
Stasiun Kutablang hidup lagi. Stasiun kereta api yang berada Hingga ujung barat Indonesia itu, berdenyut Setelahnya layanan Kereta Api (KA) Perintis Cut Meutia beroperasi kembali.
KA Cut Meutia melayani lintas Krueng Geukueh – Kutablang Hingga Provinsi Aceh. Jalur itu menjadi simbol keterhubungan Komunitas sekaligus Pada penting Untuk sistem Lini Pertahanan nasional berbasis rel.
Sepanjang Januari-September 2025, KA Cut Meutia melayani 31.412 pelanggan. Angka ini mencerminkan kepercayaan Komunitas Pada transportasi publik yang aman, efisien, dan berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“KA Cut Meutia menjadi alat transportasi dan lambang semangat Aceh Untuk kembali bangkit Melewati infrastruktur yang memperkuat konektivitas dan Lini Pertahanan Area barat Indonesia,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba Untuk rilis kepada detikTravel, Jumat (24/10/2025).
|
Stasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI)
|
Terletak Hingga Gle Putoh, Kabupaten Bireuen, Stasiun Kutablang kini menjadi stasiun aktif paling barat Hingga Indonesia. Untuk sinilah perjalanan KA Cut Meutia berakhir Setelahnya melintasi jalur sepanjang 21,45 kilometer Untuk Stasiun Krueng Geukueh. Kutablang menjadi penanda batas geografis perkeretaapian nasional dan simbol kedaulatan transportasi Hingga Area Aceh.
“Kutabalang mewakili semangat menjaga Area terluar bangsa. Pada ini, selain Untuk Lini Pertahanan juga menjadi fasilitas yang menghubungkan Komunitas, Belajar, serta wisata,” kata Anne.
Untuk Rel Konflik Bersenjata Hingga Jalur Lini Pertahanan dan Harapan
Sejarah perkeretaapian Aceh dimulai tahun 1876, ketika jalur pertama Untuk Ulee Lheue Hingga Kutaraja (Banda Aceh) sepanjang 5 kilometer dibangun Untuk kepentingan militer. Rel ini digunakan sebagai jalur Pengiriman dan mobilisasi pasukan Untuk Konflik Bersenjata Aceh. Untuk dua dekade berikutnya, jalur terus diperluas hingga mencapai 502 kilometer, menghubungkan Banda Aceh – Sigli – Lhokseumawe – Langsa – Pangkalan Susu (Sumatera Utara).
Sebelum awal, rel Hingga Aceh berperan strategis Untuk Perlindungan dan Lini Pertahanan. Jalur ini memungkinkan pasokan Pengiriman dan pergerakan personel secara cepat Hingga kawasan perbatasan barat. Setelahnya Indonesia merdeka, peran itu berlanjut sebagai infrastruktur dasar Untuk membangun konektivitas nasional.
KA Cut Meutia hidupkan Stasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI) |
Meski operasional kereta api Hingga Aceh sempat berhenti Ke 1982 akibat kerusakan jembatan dan penurunan Karya ekonomi, semangat Untuk menghidupkannya tidak pernah padam. Kini, Melewati jalur Krueng Geukueh – Kutablang, rel yang dahulu dibangun Untuk kepentingan militer kembali berfungsi sebagai jalur penguatan konektivitas dan Lini Pertahanan bangsa.
Selain sebagai infrastruktur Lini Pertahanan dan transportasi publik, lintas KA Cut Meutia juga berkembang menjadi jalur wisata edukatif. Penumpang dapat menikmati panorama sawah, perdesaan, dan pantai yang membentang Hingga sepanjang jalur.
Beberapa sekolah dan komunitas Hingga Aceh menjadikan perjalanan ini sebagai sarana belajar sejarah, mengenalkan generasi muda Ke kisah perjuangan dan Keahlian rel bangsa.
Perintis Untuk Pemerataan dan Ketahanan Area
KA Cut Meutia merupakan satu Untuk sembilan kereta api perintis Hingga Indonesia. Bersama KA Datuk Belambangan Hingga Sumatera Utara, KA Lembah Anai Hingga Sumatera Barat, dan KA Makassar-Parepare Hingga Sulawesi Selatan, layanan ini memperluas pemerataan transportasi sekaligus memperkuat fondasi Lini Pertahanan Area Untuk barat hingga timur Nusantara.
“Kereta api adalah infrastruktur strategis. Hingga Aceh, KA Cut Meutia menjadi penghubung Komunitas sekaligus Pada Untuk kesiapan bangsa menjaga dan membangun Area Indonesia,” kata Anne.
(fem/row)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kutablang, Stasiun Paling Barat Indonesia, dan Relasi Erat Di KA Cut Meutia












