Proporsi positif COVID-19 Indonesia Merasakan peningkatan menjadi 3 persen Di 1 persen Di minggu Sebelumnya. Adapun hal ini dilaporkan Di Kementerian Kesejajaran RI Lewat Laporan Pengawasan Tindak Kejahatan Influenza dan COVID-19 Di 18 Oktober 2025 atau Minggu Hingga-42.
Varian COVID-19 yang dominan Di Indonesia Pada ini adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) Di bulan Agustus.
“Per M42 (12 – 12 Oktober), Di 258 pemeriksaan, terdapat 11 Tindak Kejahatan positif (7 sentinel SARI, 4 non sentinel) Di positivity rate sebesar 4.26 persen,” kata laporan Kemenkes, dikutip Kamis (23/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Total Tindak Kejahatan COVID-19 Di M1-M42 tahun 2025 sebanyak 447 Tindak Kejahatan Di total 16.617 spesimen diperiksa (positivity rate 2,69 persen),” lanjut laporan tersebut.
Lantas, benarkah varian yang merebak seperti LF.7 lebih ganas daripada varian lainnya?
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan varian dominan Di RI seperti LF.7 Memiliki Tanda-Tanda serupa Di varian COVID-19 lainnya, Malahan mirip seperti flu biasa.
“Yang jelas lebih ringan dibanding varian delta,” katanya Pada dihubungi detikcom, Rabu (22/10).
Aji menjelaskan varian LF.7 merupakan subvarian Omicron yang awalnya terdeteksi Di India, khususnya Di Gujarat. Adapun varian ini, lanjutnya, diklasifikasikan Di World Health Organization (WHO) sebagai Variant Under Monitoring.
Meski ringan, ia tetap mengimbau Untuk kelompok rentan Untuk tetap perlu hati-hati dan waspada.
“Mirip flu biasa tapi perlu waspada Untuk kelompok rentan,” ucapnya lagi.
Begitu juga Di varian XFG atau stratus yang Pada ini mendominasi Di RI, termasuk Hingga Di VUM Di WHO Sebelum 25 Juni 2025. Varian ini juga tergolong risiko rendah atau low risk, artinya tak lebih berbahaya Di varian lainnya.
“Agar tidak perlu panik, Akan Tetapi tetap penting menjaga protokol Kesejajaran,’ ucap Kemenkes Di laporannya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Varian COVID LF.7 Merebak Di Indonesia, Lebih Ganas? Ini Penjelasan Kemenkes