Pasuruan –
Libur long weekend bisa traveler manfaatkan Di berwisata sejarah Hingga candi Sumber Tetek yang unik Hingga Pasuruan.
Hingga Pasuruan ada banyak candi peninggalan masa kerajaan yang bisa menjadi destinasi wisata sejarah. Salah satunya Candi Sumber Tetek Hingga Dusun Belahan, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol.
Bangunan bersejarah yang juga disebut Candi Belahan ini juga merupakan destinasi wisata religi Bagi sebagian umat yang beragama Hindu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Candi Sumber Tetek yang ada Hingga lereng Gunung Penanggungan adalah petirtaan kuno peninggalan Prabu Airlangga. Petirtaan ini dibangun Di bata merah sebagian besar strukturnya sudah hancur, yang tersisa dinding Di dua arca sosok Dewi Laksmi dan Dewi Sri.
Di payudara atau tetek patung Dewi Laksmi itulah terpancar air Hingga kolam yang ada Hingga depannya. Pancuran air yang keluar Di tetek arca Dewi Laksmi ini menjadi daya pikat wisatawan.
Meski lokasinya relatif jauh Di jalan utama jurusan Surabaya-Malang, candi ini selalu dikunjungi wisatawan setiap hari. Di hari libur, wisatawan yang datang Lebihterus banyak.
Kepercayaan bahwa air pancuran Hingga candi ini Memperoleh khasiat sebagai Terapi dan membuat awet muda juga menjadi magnet wisatawan. Air pancuran Hingga candi ini bersumber Di pegunungan.
“Wisatawan yang masuk sini gratis. Cukup isi Literatur tamu,” kata Koordinator Juru Pelihara (Jupel) Cagar Kebiasaan Global Daerah Pasuruan, Astono, Kamis (29/5).
Wisatawan datang Sebagai membasuh muka, mandi Hingga kolam Justru membawa air pulang. Mereka juga tidak melewatkan kesempatan kunjungan Hingga lokasi ini Sebagai berfoto Di latar Di candi.
“Petirtaan Belahan merupakan cagar Kebiasaan Global yang menjadi daya tarik wisatawan. Ini tempat bersejarah yang terbuka Sebagai umum,” jelasnya.
Selain wisatawan umum, candi yang sumber airnya menjadi andalan warga Pada musim kering ini juga menjadi wisata religi Bagi sebagian orang. Menurut Astono, banyak orang yang datang Sebagai melakukan ritual.
“Kadang ada yang datang ritual, umumnya malam hari, tapi kadang juga siang hari,” terangnya.
Mereka yang melakukan ritual berasal Di berbagai Daerah. “Orang-orang kejawen banyak yang ritual Hingga sini. Orang Di Bali juga banyak yang datang Sebagai melakukan ritual,” urainya.
Astono mengatakan, mereka yang datang Sebagai melakukan ritual juga tidak dipungut biaya alias gratis. Mereka hanya diminta mengisi Literatur tamu dan berkoordinasi Di juru pelihara.
“Kalau mau ritual koordinasi dulu, Agar kami bisa mengkondisikan wisatawan umum agar Memberi kesempatan mereka yang ritual. Wisatawan umum biasanya mengerti dan mau menunggu. Toh ritual nggak lama,” pungkasnya.
——-
Artikel ini telah naik Hingga detikJatim.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Wisata Sejarah Candi Sumber Tetek yang Unik Hingga Pasuruan