Sebanyak 11 orang meninggal dan 20 orang lainnya hilang Di musibah tanah longsor Hingga Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Foto/SAR Gorontalo
“Secara Keseluruhan tentu kita menyampaikan simpati yang mendalam, masih Di proses pencarian longsor Hingga Lokasi pertambangan tambang rakyat Hingga Bone Bolango, Gorontalo, hingga Di ini sudah ditemukan lagi (korban). Kalau tadi malam kita ada 10 korban masih ada yang hilang, ini Mungkin Saja menasbihkan ya bahwa tahun ini itu bencana paling mematikan Hingga Indonesia itu tanah longsor,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari Di Disaster Briefing, dikutip Rabu (10/7/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan data korban jiwa yang meninggal akibat bencana longsor Hingga Bone Bolango sesuai cut off data BNPB per 8 Juli masih tercatat 9 korban meninggal. Tetapi, Skuat gabungan telah menemukan 13 korban meninggal yang masih Di proses identifikasi.
“Setelahnya Itu ada 9 korban meninggal, ini masih Di hitungan yang Untuk Bone Bolango masih 6, cut off datanya masih Hingga 6. Sedangkan ini tadi per tadi malam itu sudah 10 korban jiwa yang sudah teridentifikasi. Dan hari ini proses pencarian terbantu Didalam Situasi cuaca yang cukup mendukung Supaya disampaikan ada 10 atau 13 jasad yang sudah ditemukan yang masih Di proses identifikasi,” kata Aam.
Aam mengatakan pihaknya tidak langsung mendata korban ketika ditemukan Hingga lapangan. BNPB Akansegera memastikan validitas korban baik Didalam Polri maupun Didalam Skuat SAR maupun BPBD setempat. “Sedapat Mungkin Saja biasanya kita cek identitas dulu Mutakhir kita masukkan Di laporan korban jiwa. Karena Itu sebenarnya ini cukup-cukup signifikan ya korban jiwa Hingga minggu kemarin. Walaupun kejadian Bone Bolango itu Mutakhir hari Minggu, seperti cut off data kita.”
Aam menyebut Di sepekan telah terjadi 51 kali kejadian bencana Mengamuk. “Karena Itu Mungkin Saja kita bisa lihat, Hingga Minggu ini ada 51 kali kejadian bencana. Ini sebenarnya cukup naik ya. Kalau Hingga periode transisi, musim transisi atau musim kemarau ini jumlah kejadian bencana yang dilaporkan Hingga BNPB, Di artian jumlah kejadian bencana yang berdampak signifikan, itu biasanya, Di 4 minggu terakhir kita tidak pernah lebih Di 30 kejadian, ini 51 kejadian,” kata Aam.
Aam menambahkan, bencana Bencana Alam tetap mendominasi Walaupun hampir 50% kawasan Indonesia menurut BMKG sudah ada Hingga musim kemarau. “Kita Ke puncak kemarau sebenarnya Juli-Agustus tapi Bencana Alam masih mendominasi,” ucapnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tanah Longsor Bencana Paling Mematikan Hingga Indonesia Sepanjang 2024