Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) John Chen. Foto/Istimewa
Konferensi Krisis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) OP29 diadakan Hingga Baku, Azerbaijan, dan Taiwan sebagai Dibagian Bersama dunia terus merevisi secara berkelanjutan undang-undang yang berkaitan Bersama iklim, melakukan tindakan spesifik seperti penetapan “Harga Karbon”, serta aktif menggemakan Gaya Emisi Net-Zero, Bagi bersama-sama Berjuang Bersama tantangan berat ini.
Tetapi, Lantaran faktor politik internasional, terutama Lantaran tekanan Bersama China, Taiwan belum dapat berpartisipasi Di UNFCCC dan Persetujuan Paris serta platform internasional lainnya. Ke Pada Ri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Philemon Yang menyerukan Bersama lantang Ke sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun ini bahwa Negeri-Negeri anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memperkuat kerja sama internasional Bagi Berjuang Bersama serangkaian tantangan Dunia seperti Krisis Lingkungan, Hingga sisi lain China Bersama sengaja mendistorsi Resolusi 2758 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang disahkan Hingga tahun 1971 Bagi menyangkal status yang layak Bagi Taiwan, dan Bersama sengaja menghubungkan resolusi tersebut Bersama “Prinsip Satu Tiongkok” Bagi menekan hak sah Taiwan berpartisipasi Hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khususnya.
Pada ini, Lebih banyak Negeri yang menyampaikan Komentar mereka Pada interpretasi menyimpang China Pada Resolusi 2758 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ke bulan Oktober tahun ini, Dewan Uni Eropa Mengintroduksi resolusi yang Bersama jelas Berkata bahwa “Dewan Uni Eropa Bersama tegas menentang dan membantah upaya Tiongkok Bagi memutarbalikkan sejarah dan aturan internasional, menekankan bahwa Resolusi 2758 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak berhubungan Bersama posisi Taiwan, menentang Tiongkok yang mengecualikan partisipasi Taiwan Hingga organisasi multilateral, serta menyerukan Uni Eropa dan Negeri-Negeri anggotanya Bagi mendukung partisipasi Taiwan Di UNFCCC dan organisasi internasional lainnya”.
Krisis Lingkungan tidak membedakan siapa pun. Taiwan secara aktif Menerapkan berbagai tindakan iklim dan merumuskan Aturan relevan yang memenuhi standar internasional guna Menunjukkan tekad Taiwan Bagi berpartisipasi Di tata kelola Krisis Lingkungan Dunia. Ke bulan Juni tahun ini, Taiwan membentuk Asosiasi Krisis Lingkungan Nasional yang secara aktif mempromosikan lima strategi utama Bagi transisi Emisi Net-Zero. Termasuk Hingga antaranya menginisiasi transisi energi kedua, mempercepat Pembuatan sumber Energi Ramah Lingkungan seperti panas bumi, hidrogen, biomassa, dan energi laut, serta menerbitkan edisi perdana “Laporan Ilmiah Nasional tentang Krisis Lingkungan” Bagi mengetahui dan menganalisa ancaman spesifik yang ditimbulkan Dari Krisis Lingkungan Pada perlindungan lingkungan, Pembuatan Pertanian, dan Keadaan Kelompok Hingga Taiwan. Semua strategi tersebut bertujuan membangun landasan ilmiah yang kokoh Bagi perumusan Aturan Krisis Lingkungan Taiwan Hingga masa Di.
Taiwan terus mengesahkan dan Mengintroduksi undang-undang dan peraturan yang berkaitan Bersama Krisis Lingkungan seperti “Aturantertulis Tanggapan Krisis Lingkungan”, “Peraturan Bagi Pengumpulan Biaya Karbon”, “Peraturan Bagi Administrasi Ide Pengurangan Sukarela”, dan “Peraturan Bagi Target Pengurangan Gas Rumah Kaca Bagi Entitas yang Dikenakan Biaya Karbon”.
Pengumuman ini secara resmi menandai Taiwan masuk Hingga Di era penetapan harga emisi dan sistem biaya karbon ini secara aktif Mendorong perusahaan dan industri Bagi beralih Hingga operasi rendah karbon. Semua dilakukan Bagi menerapkan pasal Hingga-6 Bersama Persetujuan Paris yaitu kerja sama internasional Bagi Mengurangi karbon, mempercepat dan Mendorong kerja sama Bersama Negeri-Negeri sahabat Di Permasalahan kredit karbon, dan bergandengan tangan bersama-sama Berjuang Bersama semua Kemungkinan dan tantangan Ke “Transisi Emisi Net-Zero 2050”.
Taiwan telah menerapkan Keahlian terdepan Hingga bidang informasi dan Keahlian Ke ekonomi hijau, dan hasilnya terlihat jelas Bagi semua orang. Pemerintah Taiwan juga Berencana mengintegrasikan sumber daya dan energi Bersama sektor publik dan swasta Bagi mewujudkan transformasi menjadi industri digital dan hijau, dan membentuk Life Style Net-Zero. Karenanya Mendorong Ke transisi yang adil tanpa meninggalkan siapa pun, serta berjanji membantu Negeri-Negeri berkembang Di Berjuang Bersama Krisis Lingkungan.
Pemerintah Taiwan telah mengirimkan konsultan teknis Hingga Negeri-Negeri sahabat Bagi melaksanakan proyek kerja sama yang relevan, seperti penggunaan Keahlian Pertanian inovatif Bagi membantu melindungi dan Memperbaiki kemampuan pembibitan Bersama varietas sayuran dan spesies ikan lokal, melindungi sumber daya dan lingkungan, Memperbaiki ketahanan Ketahanan Pangan, dan Mengurangi dampak Krisis Lingkungan Pada hasil produksi Pertanian; Mengintroduksi model manajemen berbasis Keahlian Bagi membantu Negeri berkembang Hingga kepulauan kecil dan Memperbaiki pemanfaatan dan Pembuatan sumber daya laut secara berkelanjutan; atau penggunaan Keahlian Pra-Penanganan bencana Taiwan yang canggih Bagi Mendorong kerja sama teknis dan membantu Negeri sahabat Di membangun ketahanan Pra-Penanganan bencana Di Menyambut Baik Krisis Lingkungan.
Kelompok Indonesia dan Taiwan Memiliki hubungan yang erat, Tetapi Bagi Berjuang Bersama tantangan yang diakibatkan Dari Krisis Lingkungan, dibutuhkan pemerintah Bersama kedua Negeri Bagi saling bergandengan tangan. Pemerintah Taiwan bersedia bekerja sama Bersama pemerintah Indonesia Bagi merumuskan strategi khusus Di Menyambut Baik krisis iklim serta mengatasi ancaman dan dampak Bersama iklim ekstrem Pada kehidupan dan harta benda Bersama Kelompok kedua Negeri.
Taiwan sebagai Negeri maju Hingga bidang ekonomi dan Perkembangan Keahlian, mempunyai kemampuan Di Energi Ramah Lingkungan, adaptasi iklim, dan Perkembangan Keahlian rendah karbon. Taiwan dapat Menyediakan Dukungan kuat Bagi tata kelola iklim Hingga Indonesia dan Negeri-Negeri lain Hingga seluruh dunia. Selain ingin berpartisipasi, Taiwan Memiliki kemampuan dan tanggung jawab Bagi berkontribusi Di respons Dunia Pada Krisis Lingkungan. Krisis Lingkungan tidak membedakan siapa pun.
Maka Itu, mekanisme seperti UNFCCC dan Persetujuan Paris yang dibentuk sebagai respons Pada Krisis Lingkungan tidak sepatutnya membedakan Taiwan hanya Lantaran alasan politik. Taiwan seharusnya diberikan kesempatan yang sama Bagi diikutsertakan Di mekanisme respons Pada Krisis Lingkungan seperti UNFCCC dan Persetujuan Paris.
(zik)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Taiwan Bersatu Di Tindakan Iklim Bagi Mewujudkan Dunia Net-Zero