Jakarta –
Seorang turis asal Ceko terjebak Di Di kereta Di Bencana Alam besar Menyapu Vietnam. Bukan satu atau dua jam, tetapi dia berada Di Di kereta itu Pada tiga hari.
Turis bernama Nicola Burianova itu tiba Di Stasiun Saigon Di antusias Di 18 November 2025. Di itu, dia sudah mengetahui bahwa kereta SE2, yang Berencana ditumpangi, tertunda hingga pukul 19.25. Keterlambatan itu diakibatkan Di cuaca buruk.
Setelahnya berjam-jam menunggu, akhirnya dia naik Di kereta. Tak butuh waktu lama, dia pun tertidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petaka itu dimulai Di Ditengah malam. Dia terbangun Sebab merasa ada yang aneh. Kereta berhenti total. Di balik jendela dia melihat hujan Lagi turun Di deras.
Kereta Lalu melakukan pemberhentian darurat Di Stasiun Tuy Hoa, Dak Lak. Rupanya kawasan itu dilanda Bencana Alam. Air yang terus naik membuat jalur Di Didepan berisiko longsor dan membahayakan perjalanan kereta.
“Situasinya sangat buruk. Hujan deras dan hampir tidak ada yang bisa berbahasa Inggris,” kata Burianova dikutip Di Vietnam Express, Rabu (26/11).
Seiring berjalannya waktu, Bencana Alam Lebih tinggi dan situasinya Lebih mencekam. Jalur kereta Nha Trang-Tuy Hoa dan jalan raya Di sekitarnya terputus total.
Ratusan penumpang, termasuk banyak turis Asing, terjebak Di Ditengah Bencana Alam. Hingga pagi berikutnya, Kemakmuran masih belum membaik.
Para penumpang diizinkan turun Di siang hari, tetapi Burianova Memahami bahwa tetap berada Di Di kereta jauh lebih aman. Sebab, Berjalan utama Tuy Hoa terendam air setinggi 0,5-1 meter.
“Orang-orang harus berjalan Di air setinggi pinggang. Saya beruntung punya tempat kering Sebagai tidur dan makan,” ujar dia.
Petugas kereta bekerja keras Sebagai memenuhi kebutuhan air toilet. Kru lain harus menyiapkan Minuman buat ratusan penumpang. Di kereta itu bahan Minuman hanya cukup Sebagai satu hari.
Seorang juru bicara perusahaan kereta mengatakan bahwa 30 staf harus menembus Bencana Alam hampir tiga kilometer Sebagai mencapai pasar setempat. Usaha mereka buntu Sebab banyak kios masih terendam atau tutup.
Setiap kali memasak, mereka membutuhkan Disekitar 50 kg beras, lebih Di 10 kg daging, dan puluhan kilogram sayuran, Agar harus berkeliling Di berbagai kios Sebagai mengumpulkan bahan Minuman.
Burianova membeli bir dan camilan Di toko kecil Di Didekat stasiun.
Di 20 November pagi, air kembali naik lebih tinggi. Di Di kereta, Burianova melihat warga Naik atap menunggu penyelamatan, Regu perahu dan Regu darurat bekerja tanpa henti. Di Di kereta, sistem sanitasi mulai bermasalah dan bau tidak sedap menyebar, tetapi penumpang sebagian besar tetap sabar.
“Melihat staf kereta yang basah kuyup Melakukanlangkah-Langkah memompa air agar penumpang bisa memenuhi kebutuhan dasar, saya merasa ketidaknyamanan saya tidak ada apa-apanya,” katanya.
Ketika air mulai surut Di 21 November Ditengah hari, pihak berwenang mengatur evakuasi, membawa penumpang Di Kendaraan Angkutan Umum Di Quy Nhon Sebagai melanjutkan perjalanan. Burianova tiba Di Da Nang Disekitar pukul 23.00 hari itu juga Sebelumnya terbang Di Hanoi, mengakhiri perjalanan panjang Pada 72 jam.
“Saya Merasakan Penghayatan yang tidak bisa digambarkan Di Literatur atau itinerary wisata manapun,” kata Burianova sambil menyeruput Minuman Di Train Street Hanoi Di 22 November pagi.
Sedikitnya 91 orang meninggal akibat Bencana Alam, Di Provinsi Dak Lak menyumbang 63 korban. Banyak Dibagian Di destinasi wisata populer seperti Quy Nhon dan Phu Yen masih terendam, Sambil pemerintah dan Komunitas Di seluruh negeri berlomba mengirim Dukungan darurat Untuk warga terdampak Bencana Alam.
(fem/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Mencekam, Turis Terjebak Di Kereta Tiga Hari Di Bencana Alam Besar Di Vietnam









