Badung –
Manajemen Finns Beach Club Di Bali ternyata ngotot Untuk Mengadakan pesta kembang api, meski pihak Banjar Adat sudah meminta Untuk ditunda.
Banjar Adat Tegal Gundul, Canggu, Desa Tibubeneng, telah meminta penundaan Pada 30 menit kepada pihak beach club. Akan Tetapi, kembang api itu tetap dinyalakan tepat Pada ritual upacara Agar akhirnya videonya viral Di media sosial (medsos).
“Kami meminta agar jadwal digeser 30 menit Lantaran ada upacara. Didalam pihak sana menyebut sudah terjadwal dan para tamu sudah tahu ada jadwal peluncuran kembang api, dan Akansegera ada DJ, dihitung mundur,” kata Kelian Banjar Tegal Gundul, I Made Wira Atmaja, Kamis (17/10/2024).
Wira menuturkan salah satu warga Banjar Tegal Gundul Mengadakan upacara ngaben yang digelar Di 13 Oktober 2024 Dari pukul 08.00 Wita. Justru, tenda Untuk sulinggih memandu upacara Di pantai sudah dibangun Dari pagi.
Upacara juga dilanjutkan Di Pantai Berawa Setelahnya selesai prosesi kremasi dan rangkaian Di Rumah duka. Warga dan prajuru adat Pada itu kaget melihat stand kembang api sudah ada Di 5 meter Didalam tempat sulinggih Akansegera memangku upacara.
“Lantaran ida sulinggih sudah muput upacara Didalam jam setengah 6 sore itu, Lantaran kami melihat ada stand (kembang api) Di sana, kami berinisiatif Untuk tanya Ke pihak Finns. Ada sekuriti dan pramutamu Di bawah. Saya bertanya jam berapa kembang api itu,” kata Wira.
Pihak Finns menyebut Akansegera menyalakan kembang api pukul 19.00 Wita. Justru, ada hitung mundur Didalam Disc Jockey (DJ). Lantaran waktu upacara tinggal 30 menit lagi, warga meminta lagi Ke Finns Untuk menunda Di setengah jam sampai upacara selesai.
“Jawaban Didalam Finns adalah ini sudah terjadwal, dan para tamu sudah tahu, dan DJ dihitung mundur. Kami akhirnya berkoordinasi Didalam sulinggih mengatakan bahwa pihak Finns tak bersedia Untuk menunda,” sambung Wira.
Akhirnya warga memutuskan upacara tetap lanjut atas petunjuk sulinggih Lantaran masih banyak upacara yang harus diselesaikan Di Rumah duka. Sesaat Setelahnya Itu, kembang api menyala Di Pada warga khusyuk melaksanakan upacara seperti Di video viral itu.
“Karena Itu ini bukan miskomunikasi, seperti yang saya baca, Terbaru tadi Didalam Humas Polda Bali, ini ada miskomunikasi Didalam pihak Finns dan kelian adat, itu salah. Saya sudah berkomunikasi. Ini Di staf bawah dan pimpinan tidak sinkron, itu yang menyebabkan,” tegas Wira.
Menurutnya, masalah tersebut perlu diperhatikan. Wira meminta kepada pengelola usaha wisata Untuk menghormati dan sama-sama menjaga Kebiasaan desa adat setempat.
Sebelumnya, polemik pesta kembang api Dari Finns Beach Club Di Di umat Hindu yang Lagi Mengadakan upacara agama Di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali, ternyata bermula Didalam miskomunikasi. Hal itu berawal Pada staf Finns belum menyampaikan Ke manajemen bahwa ada permintaan warga yang Mengadakan upacara Di pantai.
Keterangan tersebut terungkap Pada Polsek Kuta Utara memanggil semua pihak Untuk mengklarifikasi. Manajemen Finns Beach, perwakilan pengurus Desa Adat Berawa, Banjar Tegal Gundul Canggu, dan pemilik video duduk bareng.
“Kami rasa Untuk Ke Didepan pola komunikasi semua pihak diperbaiki, ditingkatkan agar kejadian seperti ini tidak terjadi. Tetapi Didalam pertemuan kemarin semua pihak sepakat Untuk menyelesaikan masalah itu,” kata Kapolsek Kuta Utara AKP Yusuf Dwi Atmodjo, Kamis (17/10/2024).
Yusuf mengatakan pemilik video yang mengunggah itu Di media sosial juga tidak menyangka Akansegera menjadi ramai diperbincangkan dan ditanggapi berbeda-beda Dari Kelompok. Padahal niat awal pemilik video, ujar Yusuf, ingin Menunjukkan bahwa upacara agama bisa berjalan beriringan Di Di hingar-bingar Wisata Internasional.
“Kemarin disampaikan Ke kami. Pemilik video pun tidak menyangka Akansegera Karena Itu begitu. Dia awalnya tidak bilang bahwa itu intoleransi. Kelompok yang gelar upacara Di sana juga mengaku tidak masalah Pada itu,” sebut Yusuf.
Pihak manajemen Finns, Yusuf berujar, juga mengaku tidak Memperoleh laporan stafnya. Ternyata ada laporan Kelompok yang Akansegera gelar upacara Agar belum menunda pelaksanaan kembang api Untuk digeser jamnya.
“Semua sepakat bahwa ini bisa selesai, bisa musyawarah. Justru, Didalam desa adat sudah menyampaikan atau meminta kalau ada upacara itu, tolong pihak beach club bisa menyesuaikan. Manajemen mereka juga menyampaikan bahwa mereka tidak kaku Untuk bisa memprioritaskan kegiatan adat setempat,” tutur Yusuf.
Kapolsek menekankan agar miskomunikasi antar pihak tidak berlarut dan memastikan situasi sudah kondusif. Kejadian tersebut, menurut Yusuf menjadi pembelajaran semua pihak agar Ke Didepan pelaku Wisata Internasional menguatkan komunikasi Didalam Kelompok setempat.
“Apalagi kita Akansegera Berjuang Didalam Pencoblosan Suara Lokal Di Bali, Wisata Internasional tetap berjalan, harus aman. Iklim Penanaman Modal Asing harus tetap berjalan. Harus ini agar tidak ada lagi kesan intoleransi, hanya miskomunikasi dan ini kami Akansegera benahi Lewat aparat bhabinkamtibmas, Linmas, desa adat, semua,” pungkasnya.
——
Artikel ini telah naik Di detikBali.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Beach Club Bali Ngotot Gelar Pesta Kembang Api, Padahal Desa Adat Minta Ditunda