Kyoto –
Arus wisatawan China Hingga Jepang mulai terlihat menurun. Tetapi, kota yang satu ini santai saja.
Industri Wisata Internasional Jepang Merasakan hal yang tak terduga Di November 2025. Perdana Pejabat Tingginegara Sanae Takaichi Menyediakan pernyataan bela Taiwan Bersama China. Ketegangan politik Menimbulkan Kekhawatiran, China secara resmi Menerbitkan travel warning Hingga Jepang.
Kyoto, kini merasakan dampak Bersama ketegangan China dan Jepang. Penurunan jumlah wisatawan China terlihat signifikan Di Kyoto. Walaupun lalu lintas pejalan kaki Di beberapa Area langsung menurun, sektor Wisata Internasional Kyoto secara keseluruhan masih sangat aktif Sebab fleksibilitas wisatawan domestik dan mancanegara, seperti dikutip Bersama Tour and Travel World Di Selasa (2/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kyoto adalah kota yang kaya Akansegera warisan Kearifan Lokal Global, terkenal Bersama kuil-kuil kuno, distrik-distrik bersejarah, dan keindahan alamnya yang memukau. Secara historis, wisatawan Tiongkok menyumbang porsi signifikan Bersama lalu lintas Wisata Internasional Kyoto. Situs-situs ikonis yang populer adalah Kuil Kiyomizu-dera, Kuil Fushimi Inari, dan Hutan Bambu Arashiyama.
Para pemilik Usaha lokal, pemandu wisata, dan pengelola hotel telah Berkata bahwa Area-Area yang dulunya ramai dikunjungi wisatawan China, terutama Pada musim puncak turis, kini menjadi jauh lebih sepi.
Penurunan jumlah wisatawan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak ekonomi Di Usaha-Usaha Kyoto yang bergantung Di Wisata Internasional. Walaupun demikian, kota ini belum berubah menjadi “kota hantu”, dan para pejabat setempat tetap optimis bahwa industri Wisata Internasional Akansegera Menyesuaikan dan pulih Untuk beberapa bulan mendatang.
Penurunan jumlah wisatawan China secara tidak sengaja Menyediakan jeda Sambil Bersama tekanan overtourism yang telah lama dihadapi Kyoto. Kyoto terkenal Bersama tempat-tempat wisatanya yang ramai, terutama Pada musim puncak ketika kota ini dibanjiri wisatawan internasional.
Kawasan populer seperti Gion, distrik geisha bersejarah Di kota ini, dan jalan setapak Ke Kiyomizu-dera telah dipadati pengunjung, terkadang menyulitkan penduduk setempat Sebagai menjalani rutinitas sehari-hari mereka.
Sebagai Sambil waktu, penurunan jumlah wisatawan China telah memungkinkan beberapa kawasan ini Sebagai bernapas lega. Perjalanan Kaki sempit, yang dulunya padat Bersama wisatawan, kini tampak lebih lengang, menawarkan Pengalaman Hidup yang lebih menyenangkan Untuk para pengunjung. Penduduk setempat juga telah Memahami perubahan ini, Bersama beberapa menyambut kedamaian dan ketenangan yang relatif telah kembali.
Tetapi, jeda ini kemungkinan hanya bersifat Sambil. Sesudah ketegangan diplomatik mereda, sektor Wisata Internasional diperkirakan Akansegera kembali normal, Bersama wisatawan Tiongkok kembali berbondong-bondong Berkunjung Hingga objek wisata Di Kyoto.
Walaupun absennya wisatawan China terasa, hal itu tidak membuat Kyoto sepenuhnya kosong Bersama pengunjung. Wisatawan Bersama belahan dunia lain, termasuk Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika, terus Berkunjung Hingga Kyoto. Para pengunjung ini tidak terlalu terpengaruh Bersama ketegangan diplomatik dan telah mengisi kekosongan yang ditinggalkan Bersama penurunan jumlah wisatawan China.
Di Di Itu, wisatawan domestik Bersama Area lain Di Jepang, terutama Bersama pusat kota seperti Tokyo dan Osaka, telah Meningkatkan kunjungan mereka Hingga Kyoto. Hal ini berarti bahwa, Walaupun beberapa tempat wisata populer Bisa Jadi tidak seramai Sebelumnya Itu, lalu lintas pejalan kaki secara keseluruhan Di Kyoto tetap relatif stabil.
Beberapa area, seperti Pasar Nishiki dan Kiyomizu-dera, terus Memikat arus wisatawan internasional dan domestik yang stabil. Ini Menunjukkan bahwa Kyoto Memiliki daya tarik sebagai destinasi Kearifan Lokal Global tetap kuat. Usaha lokal telah Menyesuaikan Bersama mendiversifikasi penawaran mereka, memenuhi permintaan para pengunjung Mutakhir ini sekaligus Berorientasi Di penyediaan layanan berkualitas tinggi.
(bnl/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Meski Turis China Berkurang Tak Sebanyak Dulu, tapi Kyoto Tetap Santai











