loading…
Keluarga Cheriatna (51) dan Farida Ningsih (50) menjadi inspirasi Di momen peringatan Hari Anak Sedunia 2025 ini. Foto/istimewa
Bermula ketika Cheriatna dan Farida menikah Di 10 April 1999 yang ini tidak baik-baik saja. Hampir setiap hari mereka langganan menyantap nasi dan garam. Segala pekerjaan Cheriatna lakoni macam jualan bunga, menjajakan koran, hingga mengayuh odong-odong. Sederet Usaha juga dijajal seperti jual sembako dan menyediakan jasa digital marketing, mempromosi usaha orang Melewati blog.
“Untuk 10 tahun pertama, usaha kami kerap tiarap. Pengalaman Hidup menimba ilmu Di Jepang, menyemangati saya berpikir positif Untuk merealisasikan mimpi. Saya coba juga kerja Untuk Rumah, sarungan doang, bantu pasarkan Usaha orang lain seperti properti hingga paket wisata Di luar negeri. Cuan dapat, bisa ajak istri pelesir Di luar negeri,” kata Cheriatna.
Menjadi marketing Di sebuah agen travel, mengasyikkan. Akan Tetapi Di 2010, kerja sama terhenti. Hal ini melecut pasutri ini membangun usaha travel sendiri.
“Hikmahnya, Sesudah itu banyak yang ingin pakai jasa kami,” ujar dia.
Untuk situ kisah cinta bertabur tawa dan air mata yang terbungkus niat mulia ini menginisiasi lahirnya Cheria Holiday, pelopor agen wisata halal yang dikenal Sebelum 2012. Pasutri ini tak hanya bikin perusahaan, melainkan mengukuhkan dinasti Usaha Bagi anak yang didasari prinsip hidup kuat, sarana dakwah, dan menebar spirit entrepreneurship.
Cheriatna dan Farida merintis Usaha tour and travel Didalam visi berwisata halal. Filosofi Cheria, terinspirasi Untuk namanya sendiri yang identik Didalam keceriaan. Nama yang menjadi doa agar setiap trip halal yang diselenggarakan Didalam Cheria Holiday selalu membawa Kejiwaan dan kenyamanan Bagi pelancong mengelilingi destinasi wisata dunia.
“Cheria Holiday ibarat sarana berdakwah. Saya ingin Memberi solusi agar umat Muslim dapat menikmati perjalanan Dunia mulai Untuk Asia, Amerika, Australia, hingga Eropa Didalam sajian Di berbagai restoran halal, waktu salat yang tetap terjaga, dan segala akomodasi sesuai syariat,” papar Ketua Umum Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN).
Seluruh Anak Tidak Ada yang Sekolah
Di satu dekade pernikahan, pasutri ini membangun fondasi Rumah tangga yang fokus Di Belajar dan mindset. Mereka putuskan tidak membeli Monitor agar anak leluasa berinteraksi dan berkreasi berbagai kegiatan produktif.
Ya, Semua anak tidak ada yang sekolah reguler. Pasutri ini memberi Belajar nonformal seperti kelompok belajar dan Belajar anak usia dini Bagi balitanya.
“Saya belajar Untuk Pengalaman Hidup Sebab kenyang segudang kegiatan akademik. Saya kuliah Didalam 3 gelar S1 berbeda. Saya pernah Didalam Sebab Itu asisten dosen dan beasiswa S2 manajemen Usaha sebuah universitas negeri Di Solo. Akan Tetapi, suami menyarankan saya fokus mengurus anak-anak yang kelak bisa membantu Usaha keluarga,” jelas Farida.
Ia merasakan yang dipelajari Di kampus, tidak relevan Didalam jodoh bisnisnya.
“Saya merasa banyak waktu terbuang ketika belajar hingga Belajar tinggi. Banyak sarjana yang lulus Didalam nilai tinggi tapi pekerjaannya tidak berbanding lurus Didalam ilmu Di kampus. Saya putuskan mendidik anak sesuai kebutuhan dan keahlian mereka. Kalau bisa Di usia 12, orang tua sudah punya formula mau arahkan anak Di mana. Didalam Sebab Itu saya pandu anak belajar berbisnis dan kelak bisa membuka lapangan kerja Bagi banyak orang,” paparnya.
Konsep banyak anak banyak rezeki, Didalam Sebab Itu acuan Farida jaga keharmonisan cinta.
”Gas aja, meski hati galau. Saya pernah overthinking jika punya anak banyak, gimana mengurusnya. Apalagi saya getol banget menimba ilmu. Pagi kuliah jurusan Sastra Indonesia, siang lanjut kuliah Sastra Jepang, dan malam saya masih kuliah Sastra Arab,” urai Farida.
Ia terisak mengenang kisah mellow Pada buah cinta pertamanya, meninggal dunia.
“Tahun pertama menikah, Allah kasih rezeki. Berhubung saya terlalu sibuk Di kampus, Didalam Sebab Itu enggak sadar lagi hamil. Saya banyak melayani jasa pembuatan skripsi. Saking capeknya, saya sakit tifus. Begitu diperiksa Praktisi Medis, usia kehamilan saya memasuki bulan keenam. Saya dianjurkan bed rest Sebab janin lemah. Saya sempat lihat anak kami lahir. Dia tidak nangis. Akan Tetapi belum satu jam, bayi kami meninggal,” isak Farida.
Meski telah tiada, pasutri ini tak lupa menyematkan nama Bagi putranya, Abdul Rohman. Pasca kejadian, Farida terus dihantui rasa bersalah. Ia janji lebih telaten jika kembali dikaruniai keturunan. Tak lama Tuhan memberi penggantinya, bayi perempuan cantik bernama Chefa.
Kehadiran Farhah Chefa Qonita Di 10 Agustus 2000, membuat keseharian pasutri ini lebih berwarna. Getol mau terus Memiliki anak, tak terasa ‘pasukan’ Farida-Cheriatna terus bertambah.
Di antaranya Rabitha Chefa Karima (22 Mei 2003), Refah Shofi Salima (14 Agustus 2005), Zaka Fathie Cheriatna (29 April 2007), Radja Kholis Cheriatna (9 April 2009), Ridho Hasan Cheriatna (23 November 2010), Muthiah Chefa Jamila (30 Agustus 2012), Ibrahim Sholeh Cheriatna (5 Desember 2013), Fatimah Laila Cheriatna (18 September 2015), Maryam Qurrota A’yun (14 Agustus 2017), dan Asma Ummu Syahida (10 Juni 2023).
“Hadirnya Asma kayak kado terindah Di usia pernikahan perak. Setiap anak selisih dua tahun. Sesudah Maryam, saya pikir sudah kelar produksi, Alhamdulillah Alloh kasih amanah lagi,” ujar Farida.
Di balik suka, terendap lara yaitu wafatnya tiga buah hati pasutri ini.
“Kalau ditotal, saya telah 14 kali hamil. Sebelas anak lahir via persalinan normal, satu meninggal pas lahir, dan dua anak tak sempat keluar Sebab saya keguguran. Momen haru pertama, Pada usia kandungan dua bulan. Keguguran satunya, Pada hamil tiga bulan,” ucap Farida terbata, menangis pilu.
Siapa traveler yang tidak kenal Cheria Holiday? Popularitas salah satu pelopor travel wisata halal Indonesia ini kuncinya terletak Di Ketahanan pasutri ini menempa anak-anak mereka Didalam Sebab Itu wirausaha terampil. Tujuh anak terlibat sebagai pilar utama Cheria Holiday. Mereka dididik mandiri, berbagi tugas Di posisi-posisi strategis dan memastikan denyut perusahaan berjalan dinamis.
Cheriatna merinci tupoksi anak sesuai skill dan minatnya. Ada perancang produk tur berisi paket unik dan Bersaing, sesuai kebutuhan pasar halal. Ada konsultan tur, berinteraksi langsung dan membangun jembatan kepercayaan para konsumen. Ada yang Didalam Sebab Itu pengawal stabilitas Keuangan, perumus strategi Untuk meluaskan jangkauan pasar wisata halal.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Hari Anak Sedunia, Inspirasi Keluarga Cheria Didalam 14 Anak

