Dua orang gadis kecil menunggu sembari deg-degan melihat perempuan tua Di menggiling arang dan meneteskan susu kambing. Perempuan tua itu bernama Basran Yogi, usianya 60 tahun.
Ke Ditengah kesibukannya menyiapkan cairan Untuk menato wajah, sesekali dia memperhatikan wajah mungil dua kakak beradik bernama Pooja (6) dan Champa (7) tersebut.
Sebelum berabad-abad yang lalu, praktik menorehkan bentuk-bentuk halus Ke wajah, tangan, dan lengan generasi muda telah ada Ke desa-desa Hindu yang tersebar Ke perbatasan selatan Bersama India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertama, gambarlah dua garis lurus Ke Di kedua alis,” Jogi menginstruksikan temannya yang siap Bersama jarum jahit, seperti yang dikutip Bersama France24, Rabu (20/8/2025).
“Sekarang, masukkan jarum Ke sepanjang garis tersebut, tetapi perlahan, sampai berdarah,” lanjutnya.
Pooja nyaris tak bergidik ketika lingkaran dan segitiga putus-putus ditato Ke dagu dan dahinya. Sedangkan Champa yang Bersama tadi memperhatikan memasang wajah antusias dan berkata “Saya juga siap”.
Pemandangan menato wajah ini masih bisa kita lihat sesekali Ke pinggiran kota pedesaan Umerkot Ke provinsi Sindh, Pakistan. Beberapa tahun terakhir, seiring komunitas Hindu pedesaan Ke Pakistan (yang mayoritas Muslim) Lebih terhubung Bersama kota-kota Ke sekitarnya, banyak perempuan muda memilih Untuk meninggalkan ‘cara lama’ ini.
“Tanda-tanda ini membedakan kami Bersama yang lain. Generasi kami tidak menyukainya lagi. Ke era media sosial, anak-anak muda menghindari tato wajah Sebab mereka pikir tanda-tanda ini Akansegera membuat mereka terlihat berbeda atau tidak Memikat,” kata Durga Prem, 20 tahun, seorang mahasiswa ilmu Mesin yang tumbuh besar Ke kota Badin.
Saudara perempuannya, Mumta, juga menolak Merasakan tato yang menandai ibu dan nenek mereka.
“Tapi jika kami masih Ke desa, kami Bisa Jadi Memiliki tanda-tanda ini Ke wajah atau lengan kami,” kenangnya.
Mengagumi goresan tangannya Ke wajah kedua gadis kecil yang tersenyum lebar itu, Jogi yang lebih tua sepakat bahwa itu adalah Kebiasaan leluhur yang mempercantik perempuan.
“Kami tidak membuatnya Untuk alasan tertentu, ini adalah praktik yang telah berlangsung Di bertahun-tahun. Inilah hasrat kami,” ujarnya kepada AFP.
Tanda yang awalnya berwarna hitam pekat Bersama cepat memudar menjadi warna hijau tua, tetapi bertahan seumur hidup.
Tato Dipercaya Sebagai Penangkal Roh Jahat
Sebagai Negeri mayoritas muslim, hanya 2% saja penduduk Pakistan yang beragam Hindu. Dan penganut Hindu ini mayoritas tinggal Ke Daerah pedesaan Ke Provinsi Sindh selatan.
Diskriminasi Pada minoritas sangat mendalam dan Situasi ini juga yang mendukung gadis-gadis tak ingin lagi menato wajah atau menandai diri mereka. Aktivis Hindu Mukesh Meghwar, yakin generasi muda tidak ingin langsung diidentifikasi sebagai penganut Hindu Ke Didepan umum.
Banyak muslim percaya tato tidak diperbolehkan Di Islam, dan Justru mereka yang memilikinya pun jarang memamerkannya Ke Didepan umum.
“Kita tidak bisa memaksa anak perempuan kita Untuk melanjutkan praktik ini,” kata Meghwar kepada AFP.
“Itu pilihan mereka. Tetapi sayangnya, kita Bisa Jadi generasi terakhir yang melihat tato Ke wajah, leher, tangan, dan lengan perempuan kita,” ujarnya.
Hanya sedikit umat Hindu yang diwawancarai AFP yang mengingat makna Ke balik praktik tato atau kapan dimulainya. Tetapi, para antropolog yakin tato telah menjadi Dibagian Bersama warisan Kekayaan Budaya Dunia mereka Di ratusan tahun.
“Simbol-simbol ini merupakan Dibagian Bersama Kekayaan Budaya Dunia Kelompok yang menelusuri akarnya hingga peradaban Indus,” kata antropolog Zulfiqar Ali Kalhoro, merujuk Ke periode Zaman Perunggu yang mendahului agama modern.
“Tanda ini secara tradisional digunakan Untuk mengidentifikasi anggota suatu komunitas dan Untuk mengusir roh jahat,” tambahnya.
Halaman 2 Bersama 2
Simak Video “Video: Prosesi Kebiasaan Ngumbahkeun Pusaka Ke Desa Nunukbaru Majalengka“
(sym/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tato Wajah Khas Hindu Pakistan yang Makin Terkikis Zaman