loading…
Komdigi Berencana memposisikan diri sebagai hub atau pusat penghubung utama Sebagai semua kegiatan pelatihan talenta digital Ke Indonesia. Foto: ist
Ternyata, Pada ini pemerintah tidak Memperoleh data yang pasti tentang berapa banyak sebenarnya talenta digital yang telah lahir Di berbagai Langkah pelatihan yang menjamur Ke seluruh negeri.
Ke Di raksasa Ilmu Pengetahuan Dunia seperti Google, Microsoft, hingga Huawei berlomba-lomba “mendonorkan” pelatihan gratis, Komdigi, sebagai dirijen utama Di orkestra digital nasional ini, justru mengakui bahwa mereka belum Memperoleh sebuah Literatur catatan yang rapi.
Ini adalah sebuah ironi yang mengkhawatirkan: kita tahu persis berapa banyak “pasukan” yang kita butuhkan, tetapi kita tidak tahu berapa banyak “pasukan” yang sudah kita miliki.
Strategi ‘Keroyokan’ Tanpa Data Terpusat
Pada ini, Sebagai menutup jurang kebutuhan talenta yang masif, pemerintah memang menjalankan strategi “keroyokan”. Mereka membuka pintu lebar-lebar Untuk siapa saja yang ingin membantu, mulai Di perusahaan Ilmu Pengetahuan Amerika hingga raksasa China.
Akan Tetapi, Ke balik strategi yang terlihat kolaboratif ini, tersimpan sebuah masalah fundamental. Pelatihan berjalan Ke mana-mana, sertifikat dikeluarkan Bersama banyak pihak, tetapi tidak ada satu pun pusat data yang menghimpun semua informasi tersebut.
Kepala Badan Pembaruan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, secara terbuka mengakui adanya “data gelap” ini dan membeberkan Ide mereka Sebagai akhirnya mulai membereskannya.
“Nanti kami Berencana adakan yang kami sebut data collecting-nya. Biasanya setiap bulan nanti mereka masukkan data. Tapi ini lagi proses, Di waktu Didekat mudah-mudahan kami Berencana mengundang perusahaan Ilmu Pengetahuan Dunia,” kata Boni Ke kantor Komdigi, Jumat (20/6/2025).
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Komdigi Mengaku Tak Tahu Jumlah Pasti Talenta Digital Indonesia